Sumenep, dialektika.news – Orang tua korban meminta agar terdakwa oknum guru PNS cabul bernama ‘Sudiarto’ yang saat ini sedang dalam persidangan di Pengadilan Negeri Sumenep, Madura, Jawa Timur, dihukum seberat-beratnya. Menurut salah satu orang tua korban, terdakwa ‘Sudiarto’ pada Rabu (6/11/2024) diketahui bakal menjalani sidang penuntutan.
Sebagai informasi, oknum Guru PNS Cabul ‘Sudiarto’ merupakan tenaga pendidik di SDN Kebunagung ll yang diduga tega mencabuli muridnya sendiri yang korbannya tidak hanya satu. Sudiarto dilaporkan ke Polres Sumenep oleh beberapa korbannya. Oleh Polres Sumenep oknum Guru PNS biadab itu dijerat Pasal 82 ayat (1), (3) RI No. 17 tahun 2016 atas perubahan UU RI No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
“Selaku keluarga korban kami mewarning Jaksa harus menuntut terdakwa oknum guru PNS Cabul predator anak itu dengan hukuman maksimal dan seberat-beratnya. Apalagi oknum guru tersebut adalah ASN yang seharusnya mendidik siswanya malah tega melakukan pencabulan sudah sejak lama,” pinta salah satu orang tua korban. Senin (4/11/2024).
Menurut yang dirinya ketahui, kalau seorang Guru melakukan tindak pidana kepada siswa didiknya hukumannya lebih berat lagi ditambah 1/3 dari putusan hukuman belum lagi korbannya lebih dari satu orang.
Salah satu orang tua korban optimis Jaksa Penuntutan Umum pada Kejaksaan Negeri Sumenep dan Majelis Hakim Pengadilan setempat yang menangani perkara terdakwa oknum Guru PNS Cabul yang meresahkan itu berintegritas dan profesional dalam menegakkan hukum dan keadilan untuk para korban yang notabene anak dibawah umur.
“Kami dari keluarga korban juga terus mengawal di persidangan untuk memastikan terdakwa itu mendapatkan hukuman yang setimpal. Harapannya, tuntutan dan putusan nantinya terdakwa pelaku dihukum maksimal dan seberat-beratnya apalagi kasus ini menjadi atensi yang harus ditindak tegas biar dibuat pelajaran agar ke depan khususnya di Sumenep seorang guru harus disiplin, profesional sesuai dengan aturan yang berlaku di dunia pendidikan,” harapnya.
Ia mengungkapkan, dilihat dari progres jalannya persidangan terdakwa terkesan berbelit-belit padahal bukti dan saksi bahkan kepala sekolah sudah memberikan kesaksian atas aduan dari beberapa siswa dan bukti surat aduan beberapa siswa sudah ditunjukkan ke Majelis Hakim.
Anehnya kata dia, terdakwa pelaku menghadirkan saksi meringankan dari siswa alumni. Padahal lanjutnya, sudah tahu kalau kasus ini terjadi sudah beberapa tahun yang lalu. “Alhamdulillah malah menguatkan keterangan saksi korban dan memberatkan terdakwa,” ungkapnya.
Kemudian terdakwa pelaku ungkap dia, menghadirkan saksi siswa aktif untuk bersaksi padahal saksi yang dihadirkan dalam persidangan merupakan yang pertama yang melaporkan kepada kepala sekolah dan paling lantang memberikan keterangan bahwa juga menjadi korban. Dan dokumentasi foto dan video ada waktu difasilitasi di Balai Desa Kebunagung dan malah orangtua saksi siswa aktif itu yang memberikan info kepada orang tua korban yang melaporkan.
“Usut punya usut yang hadir adalah Sukkur masih kerabat paman dari terdakwa pelaku,” terangnya.
Dan dalam persidangan juga diterangkan, jika terdakwa pelaku pencabulan masih bisa berdalih bahwa surat pernyataan yang dibuat sendiri dan ditandatangani sendiri di dinas itu masih dibilang dijebak.
“Hal ini jika kita tindaklanjuti ke dinas terkait dimana surat pernyataan itu dibuat dan ditandatangani pelaku sendiri masih bisa berdalih bahwa itu dijebak. Hal ini akan menimbulkan reaksi baru di dinas terkait dan patut untuk diklarifikasi agar pernyataan terdakwa kasus pencabulan menjadi terang benderang. Dan bagi Dinas Pendidikan harus mengambil sikap atas pernyataan terdakwa pelaku pencabulan untuk menidak tegas bagi oknum pencabulan tersebut untuk dilakukan pemecatan/pemberhentian dengan tidak hormat karena sudah merusak citra guru pendidik dan juga sudah mencoreng instansi terkait khususnya Dinas Pendidikan,” ujarnya.
Salan satu orang tua korban ini menegaskan, bahwa bersama dengan keluarga korban lainnya bakal terus mengawal kasus ini hingga tuntas sampai terdakwa pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
Mengingat, kata dia, keluarga terdakwa pelaku itu seakan-akan menyepelekan dengan berkoar-koar kalau memiliki jalur kuat untuk mengkondisikan Kejaksaan dan Pengadilan karena memiliki orang dalam. Di mana, diduga kakak terdakwa pensiunan pegawai Pengadilan.
“Dan itu juga pernah disampaikan kepada salah satu korban waktu mendatangi rumah saudara pelaku di Pangarangan. Maka dari itu kami dari keluarga korban memastikan akan mengawal kasus ini hingga terdakwa pelaku dihukum maksimal dan seberat-beratnya,” tegas salah satu orang tua korban. (RED)